Waspada! Ini Ciri-ciri Aliran Wahabi Yang Perlu Diketahui
Ciri-ciri Aliran Wahabi ~ Dengan berkembangnya internet, semakin mudah kita menjangkau informasi, termasuk tetang Islam.
Disisi lain, kita tidak mampu memfilter berbagai pemahaman yang ada, disebabkan kemajuan teknologi sendiri yang sudah tidak bisa terbendung. Intinya, kita tak mungkin bisa mengelak dari kemajuan teknologi.
Meski perkembangan dunia informatika semakin pesat, namun ada kekhawatiran yang besar yang saat ini menghantui masyarakat Islam, khususnya terhadap akidah mereka. Kenapa?
Karena banyak sekali artikel, informasi tentang Islam, tentang ajaran-ajaran yang tidak diketahui sumbernya, termasuk pemahaman Wahabi.
Maka, wajar jika banyak saudara kita, yang sebelumnya mereka melaksanakan tradisi-tradisi Tahlil, Maulid Nabi, justru sekarang mengingkari dan bahkan menganggap bid'ah sesat.
Nah, untuk mewaspadai ajaran yang mengatasnamakan kembali kepada Ajaran Islam yang benar ini, kali ini Galeri Kitab Kuning, akan membagian informasi tentang Ciri-ciri Kelompok Wahabi.
Ciri-ciri Golongan Wahabi.
Sebelum dilanjutkan, disini perlu dijelaskan apa itu Wahabi. Wahabi adalah golongan atau kelompok yang dinisbatkan kepada seseorang kelahiran Najd, Arab Saudi bernama Muhammad bin Abdul Wahhab. Atau bisa disederhanakan, Wahabi adalah kelompok orang yang mengikuti pendapatnya.
Sementara Muhammad bin Abdul Wahhab sendiri, adalah seseorang yang memiliki pemahaman yang ditentang oleh banyak ulama Ahlussunnah Wal Jamaah saat itu.
Antara lain, oleh saudaranya sendiri yakni Sulaiman bin Abdul Wahhab dalam kitabnya Fashlu al-Khithab fi al-Radd 'Ala Muhammad bin Abdul Wahhab, Syaikh Zaini Dahlan (Mufti Arab Saudi), dalam kitabnya Fitnah al-Wahhabiyah, Syaikh Ibnu Abidin al-Hanafi, dengan Kitabnya Hasyiyah al-Radd al-Mukhtashar, Syaikh Muhammad bin Sulaiman al-Kurdi, Syaikh Ibnu Humaid al-Najdi (Mufti Madzhab Hanbali) dan masih banyak lagi.
Baca Juga : Luar Biasa, Ini 40 Ulama Ahli Hadits Berakidah Asy'ariah
Baca Juga : Luar Biasa, Ini 40 Ulama Ahli Hadits Berakidah Asy'ariah
Tidak ada catatan jelas, kapan istilah "Wahabi" ini muncul, namun di Indonesia sendiri, kata "Wahabi", cukup dikenal sejak abada IX
Dikarenakan golongan ini semakin terdesak, lantaran banyak masyarakat Islam yang menolak ajarannya, kemudian mereka berganti "Baju", dan lebih nyaman untuk disebut "Salafi".
Mereka mulai risih, dan menanggalkan golongan "Wahabi". dus, cara ini ternyata cukup manjur untuk menarik kaum muslimin untuk mengikuti pemahamanannya.
Lantas, sejak Kapan Wahabi Masuk Indonesia?
Azyumardi Azra menjelaskan, ditemukan hubungan antara kaum wahai di Ara Saudi dengan masyarakat Muslim di Indonesia, tepatnya di Sumatera Barat, tepatnya ketika ada gelombang kepulangan Jama'ah Haji pada tahun 1803 M.
Ada tiga jamaah Haji yang membawa ajaran Wahabi dan menyebarkannya di Daerah Minagkabau saat itu, mereka adalah Haji Miskin, Haji Sumanik dan Haji Piobang.
Mereka bertigalah yang pertamakali menyebarkan ajaran pemurnian agama dari berbagai tradisi Islam yang telah berkembang pada saat itu, dan menghalalkan peperangan bagi yang menolak pemahamannya.
Akibatnya, terjadilah peperangan dan pertumpahan darah antar kaum Muslim. Dalam sejarah Islam Nusantara, Kejadian ini dikenal dengan perang Paderi / Perang Padri.
Embrio gerakan "Pemurnian Agama" ala Arab Saudi ini selanjutnya terus berlanjut hingga awal abad ke IX, tepatnya ketika Kerajaan Arab Saudi bersama sekte Wahabi, melancarkan misi menggenggam Khilafah Islamiyah, yang saat itu runtuh di Turki.
Seperti Apakah Ajaran Wahabi Itu?
Dari hasil identifikasi berikut ini diharapkan bisa menjawab pertanyaan yang sering muncul tentang ciri khas dari orang yang mengikuti paham Wahabi.
- Menggunakan Tahuid Uluhiyah, Tububiyah dan Asma' wa al-Shifat
- Memahami Dalil al-Quran ataupun Hadith secara Tektual, dan tidak Kontekstual.
- Mengagungkan Muhammad bin Abdul Wahhab dan Syaikh Ibnu Taimiyah, dan sering mengutip pendapat Abdullah bin Baz, al-Albani, al-'Utsaimin.
- Anti Takwil, Sehingga meyakini Allah swt. memiliki sifat seperti layaknya makhluk. Contoh, dengan mengatakan Allah swt. DUDUK, diatas 'Arsy.
- Sering menggunakan Slogan Kafir, Musyrik dan Bid'ah Sesat, ketika menanggapi umat Islam diluar golongannya.
- Mengklaim, sebagai seorang Mujtahid, setara dengan ulama salaf, sehingga mudah mengatakan para Ulama "Memiliki Kesalahan", tanpa berkaca pada diri sendiri.
Dari Segi Topik, Berikut ini Ciri-ciri Kaum Wahabi:
- Melarang Tradisi Tahlilan
- Menyesatkan Peringatan Maulid Nabi Muhammad saw.
- Melarang bertawasul kepada orang yang tidak hadir, terlebih yang meninggal dunia.
- Membid'ahkan tradisi-tradisi keagamaan seperti Yasinan, Shalawatan, Selametan, Haul dll
- Menolak Seluruh Takwil, tanpa terkecuali.
- Membid'ahkan Dzikir keras dan berjamaah
- Melarang bertaqlid pada Madzhab tertentu
- Menyesatkan Kaum Sufi
- Menolak Madzhab Asy'ai dan al-Maturidzi
- Menolak pengiriman pahala pembacaan al-Fatihah kepada orang yang sudah wafat.
- dan lain sebagainya
Yang pada intinya, mereka mengatasnamakan diri memurnikan Agama Islam, dari berbagai perkatik apapun (tanpa terkecuali) yang tidak pernah ditemukan pada Masa Rasulullah saw.
Wajib Baca : Hati-hati, 6 Ajaran Wahabi yang Sering Menyebabkan Keraguan
Wajib Baca : Hati-hati, 6 Ajaran Wahabi yang Sering Menyebabkan Keraguan
Nah, dengan mengetahui beberapa ciri-ciri wahabi yang sering muncul diatas, seyogayanya kita sebagai Umat Islam di Indonesia, hendaknya jangan mudah mengikuti pemahaman wahabi tersebut. Melainkan sesegara mungkin beratnya kepada orang yang ahli dibidang ini. Semoga bermanfaat.
Ya memang begitulah ajaran islam itu, tdk kecampur adat... Cuma sy keberatan dikatakan penganut Wahabi, yg sy th adalah cara pendekatan model ini bila kita ingin mengamalkan ajaran Nabi Muhammad SAW.
BalasHapusSakarepmu
HapusAnda memang tidak mau membuka cakrawala pengetahuan
HapusYa memang begitulah ajaran islam itu, tdk kecampur adat... Cuma sy keberatan dikatakan penganut Wahabi, yg sy th adalah cara pendekatan model ini bila kita ingin mengamalkan ajaran Nabi Muhammad SAW.
BalasHapusYa memang begitulah ajaran islam itu, tdk kecampur adat... Cuma sy keberatan dikatakan penganut Wahabi, yg sy th adalah cara pendekatan model ini bila kita ingin mengamalkan ajaran Nabi Muhammad SAW.
BalasHapus