Catat, Abdullah bin Saba' , Pendiri Syiah Adalah Orang Yahudi
Dibeberapa negara sekte / golongan Syiah masih menjadi problem tersendiri, banyak diantara mereka yang ditolak keberadaannya karena dianggap bias mengganung kestabilan Negara dan Bangsa.
Tidak berbeda keberadaan mereka di Indonesia, juga acapkali menjadi sorotan. Penolakan-penolakan oleh ormas, atau masyarakat seringkali menyita perhatian public.
Mungkin banyak yang bertanya kenapa kelompok yang senantiasa mengkultuskan, atau sikap keberpihakan yang berlebihan (Tasyayyu’) terhadap sahabat Ali bin Abi Thalib ini keberadaanya tidak dikehendaki oleh masyarakat?
Bisa jadi karena secara historis Syi’ah memiliki kaitan erat dengan pendirinya yang bernama Abdullah bin Saba’, yang menurut para tokoh Syiah sendiri, Sosok Abdullah bin Saba’ tidak pernah disangkutpautkan dengan terbangunnya sekte yang berpusat di Iran ini.
Abdullah Bin Saba', Pendiri Sekte Syiah
Para tokoh Kalangan Syiah beranggapan, bahwa benih-benih munculnya pemahaman Syiah, muncul sejak Risalah Rasulullah saw, bahkan diantara mereka menganggap Rasulullah saw adalah orang pertamakali membangun pemahaman kecintaan berlebihan kepada keluarga Ali bin Abi Thalib.
Diantara tokoh yang menegaskan hal demikian antara lain, Muhammad Husain Ali Kasyif al-Ghitha’ dalam kitabnya Ashlu al-Syi’ah wa Ushuluhu (halaman : 43), Ayatullah Ruhullah Khomaini dalam kitabnya, al-Hukumah al-Islamiyah (Halaman: 131), Muhammad Jawwad Mughniyah.
Bahkan Murtadha al’Asakir, salah satu tokoh Syiah Kontemporer, berpendapat sosok Abdullah bin Saba’ hanya sebuah dongen dan legenda belaka yang tidak diketahui asal usulnya.
Lebih mencengangkang lagi, Ali al-Wardi dan Mustafa al-Syaibi, justru menganggap Abdullah bin Saba’ sebenarnya seorang sahabat yang bernama “Ammar bin Yasir”
Usaha mentiadakan peran Abdullah bin Saba’ juga dikemukakan oleh Dr. Quraish Shihab dalam bukunya “Sunnah Syiah Bergandeng Tangan, Mungkinkah? Kajian Atas Konsep dan Pemikiran”, berikut ini kutipannya :
Rasanya tidaklah logis, seorang Yahudi dapat mempengaruhi sahabat-sahabat Besar Nabi saw. Tak dapat dibayangkan, bahwa tokoh semacam Sayyidina Ali bin Abi Thalib, Thalhah dan al-Zubair ra, yang pengetahuannya, keikhlasan dan kedekatan mereka kepada Nabi sudah umum diketahui, dapat dikelabui oleh seorang Yahudi, sehingga upaya berdamai mereka gagal. Karena itu, banyak pakar5, baik sunnah, lebih-lebih Syi’ah yang menolak bukan saja peranan Abdullah bin Saba’ yang demikian besar, tetapi wujud pribadinya dalam kenyataan-pun mereka sangsikan. Tidak sedikiit pakar menilai bahwa pribadi Abdullah bin Saba’ sama sekali tidak pernah ada. Ia adalah tokoh fiktif yang diciptakan anti Syi’ah. Ia adalah sosok yang tidak pernah wujud dalam kenyataan. Thaha Husain, Ilmuan kenamaan Mesir, adalah salah seorang yang menegaskan ketiadaan Abdullah bin Saba’ itu, dan bahwa ia hasil rekayasa musuh-musuh Syi’ah.
Jika kita perhatikan, pendapat-pendpaat para tokoh Syi’ah diatas ternyata salah satu bentuk upaya preventative guna melindungi dan menjaga akidah mereka. Kenapa?
Sebab, jika kita merujuk pada kitab dan buku sejarah yang otoritatif, serta memperhatikan kembali sejarah perkembangan Islam, keberadaan sosok Abdullah bin Saba’ sudah menjadi rahasia umum.
Bahkan peran Abdullah bin Saba’ sebagai biang keladi terjadinya pemberontakan atas pemerintahan Sahabat Ustman Bin Affan ditegaskan oleh kalangan para sejarawan, baik kalangan Syiah apalagi luar syiah.
Salah satu tokoh Syiah terkemuka yang menyatakan Abdullah bin Saba’ bukanlah tokoh fiktif adalah S’ad al-Qum, dalam kitabnya al-Maqalat wa al-Firaq, bahkan menurutnya Abdullah bin Saba’ adalah orang pertama kali yang memunculkan cacian terhadap Abu Bakar, Umar dan Utsman rad an para sahabat atas dasar perintah Ali bin Abi Thalib [Baca, Al-Maqalat wa al-Firaq, halaman 20]
Kisah sosok Abdullah bin Saba’ juga dikutip oleh tokoh besar Syiah, yakni al-Nubakhti dalam Firaq al-Syi’ah (halaman, 22) dan al-Kasyi dalam Rijal al-Kasyi (halaman, 106-108), berikut ini ketupan pendapat al-Kasyi tentang Abdullah bin Saba’
“Para pakar ilmu menyebutkan bahwa Abdullah bin Saba’ adalah orang Yahudi yang kemudian masuk Islam. Atas dasar keyahudiannya, ia menggambarkan Ali ra setelah wafatnya Rasulullah saw, sebagai Yusa’ bin Nun yang mendapat wasiat dari Nabi Musa as.”
Baca Juga :
Kesimpulan
Sekte Syiah pada kenyataannya memang dibangun oleh Abdullah bin Saba’, sementara penolokan sebagian tokoh syiah kontemporer hanyalah upaya untuk menutup-nutupi sejarah akidah mereka sendiri.
Hal ini seperti yang ditegaskan oleh Dr. Ahmad Muhammad Ahmad Jaliy, dalam bukunya Diarasat ‘An al-Firaq fi Tarikh al-Muslimin, al-Khawarij wa al-Syi’ah. Hal senada juga disampaikan oleh Dr. Nashir bin Abdullah al-Qifari dalam Ushul Madzhib al-Syiah al-Imamiyah al-Tsna ‘Asyariyah.
Posting Komentar untuk "Catat, Abdullah bin Saba' , Pendiri Syiah Adalah Orang Yahudi"
Anda Mendapatkan Manfaat Dari Informasi Galeri Kitab Kuning? Tulis Komentar dengan Sopan, dan Tanpa memberi Link Aktif atau Non Aktif
Jangan Pakai Bahasa Yang Negative
Mohon maaf jika balasan kami telat, dan sesegera mungkin akan kami tanggapi.
Hormat Kami
Admin Galeri Kitab Kuning