#Konsultasi Syariah I DESAHAN LAFADZ ALLAH DITENGAH-TENGAH LANTUNAN AL-QUR’AN

Konsultasi Syariah I Sebagai orang yang pernah mengenya ilmu agama, tentu kita sering kali dihadapkan terhadap permasalahan-permasalahan yang secara sekilas terlihat sepele. Biasanya permasalahan tersebut memang sudah ada dan menjadi adat masyarakat tempat kita tinggal. Namun para pendahulu kita belum menemukan solusi yang terbilang pas.

Salah satu contoh yang kami sendiri alami yaitu: Suatu saat ketika pondok pesantren sedang libur, kami pulang kerumah masing-masing dengan  semangat yang menggebu-gebu. Dalam perjalanan kita sudah membayangkan bagaimana kondisi di rumah.

Mungkin karena dilanda rindu akibat lama tidak pulang. Setelah sampai kita sebagai santri acap kali menemukan hal hal yang mengusik naluri kita sebagai orang yang sedikit tahu tentang agama.

Salah satu contoh, kita sering kali menemukan lantunan-lantuna shalawat yang kurang benar dari segi baca’an baik harakat maupun huruf. Begitu juga saat ada seseorang membaca al-qur’an, sering kali karena kekagumannya akan suaranya dan alunan yang dibawakan oleh pembaca sangat indah, ketika waqof  banyak teman dan tetangga kita yang mengucapkan dzikir Allah-Allah / thoyyib dan dzikir-dzikir yang lain. Pada permasalahan seperti ini jika kita pandang dari segi umum, hal ini merupakan sesuatu yang baik dan benar dan mungkin juga membuahkan pahala.

Namun, syariat memberi pandangan yang berbeda. Menurut syari’at islam hukum membaca lafadz Allah seprti contoh di atas adalah makruh.  Seperti penjelasan dalam kitab  AT-TANBIHATUL WAAJIBAAT hal.54. perkara ini merupakan contoh yang patut kita perhatikan dimana kita dianjurkan untuk berhati-hati dalam bertindak dan  semangat dalam memperdalam ilmu agama agar tidak terpleset seperti contoh yang telah kami sebutkan.

demikian sedikit uraian seputar pandangan syariat mengenai pengucapan lafadz Allah ketika ada bacaan al-Qur'an semoga bermanfaat....

Berbagi :