Resume Haul Gus Dur Ke-10 Di PP. Tebuireng Jombang
GaleriKitabKuning.com | Haul Gus Dur (KH Abdurrahman Wahid ) bisa dikatakan satu-satunya tokoh bangsa di Indonesia, yang kewafatannya memunculkan sebuah tradisi baru. Tidak hanya makamnya yang senantiasa dikunjungi ribuan peziarah setiap hari, bahkan setiap bulan Desember terjadi tradisi rutinan haul di berbagai wilayah tanah air.
Hebatnya, bukan hanya komunitas Umat Islam yang memperingati wafatnya presiden ke-Empat tersebut, bahkan juga diselenggarakan doa bersama oleh masyarakat yang beragama non Islam, baik dalam negeri hingga keluar negeri.
Hal ini seakan sebagai pentasbihan sosok Gus Dur sebagai putra banga terbaik, dan tokoh bangsa secara umum.
Sejak Gus Dur wafat satu dasawarsa yang lalu, setiap tahun berbagai komunitas di Indonesia, sebagian juga di luar negeri, menggelar acara haul. Bukan hanya kelompok Muslim, banyak juga non-Muslim yang ikut merayakan haul Gus Dur.
Dan pada haul yang ke-10 ini, digelar khatmil Alquran. Khataman Alquran tersebut diikuti oleh ratusan hafidz dan hafidzah dan berjalan dengan lancar.
Tidak kurang dari 300 hafidz (penghafal al-Quran laki-laki) dan 100 hafidzah (penghafal al-Quran perempuan) yang mengikuti khataman Alquran, mereka berasal dari berbagai pondok tahfizd di daerah Jawa Timur. Antara lain dari Kediri, Malang, Lamongan, hingga Madura.
Nah, bagi yang kebetulan tidak bisa mengikuti proses peringatan Haul Gus Dur yang ke-10 di PP Tebuireng Jombang, berikut ini kami berikan resume pelaksaan haul tersebut.
Resume tersebut ditulis oleh Habiburrahman, dan tersebar dan di bagikan di berbagai group Whatsap baik group NU dan group keislaman lainnya.
Demikianlah, hasil catatan dan resume pelaksanaan dan rangkaian acara Haul Gus Dur yang ke-10, semoga bisa bermanfaat.
Hebatnya, bukan hanya komunitas Umat Islam yang memperingati wafatnya presiden ke-Empat tersebut, bahkan juga diselenggarakan doa bersama oleh masyarakat yang beragama non Islam, baik dalam negeri hingga keluar negeri.
Hal ini seakan sebagai pentasbihan sosok Gus Dur sebagai putra banga terbaik, dan tokoh bangsa secara umum.
Sejak Gus Dur wafat satu dasawarsa yang lalu, setiap tahun berbagai komunitas di Indonesia, sebagian juga di luar negeri, menggelar acara haul. Bukan hanya kelompok Muslim, banyak juga non-Muslim yang ikut merayakan haul Gus Dur.
Dan pada haul yang ke-10 ini, digelar khatmil Alquran. Khataman Alquran tersebut diikuti oleh ratusan hafidz dan hafidzah dan berjalan dengan lancar.
Tidak kurang dari 300 hafidz (penghafal al-Quran laki-laki) dan 100 hafidzah (penghafal al-Quran perempuan) yang mengikuti khataman Alquran, mereka berasal dari berbagai pondok tahfizd di daerah Jawa Timur. Antara lain dari Kediri, Malang, Lamongan, hingga Madura.
Nah, bagi yang kebetulan tidak bisa mengikuti proses peringatan Haul Gus Dur yang ke-10 di PP Tebuireng Jombang, berikut ini kami berikan resume pelaksaan haul tersebut.
Catatan dan Resume Acara Haul Gus Dur yang Ke-10
1. Sambutan Anita Wahid, putri ke-3 Gus Dur
Gus Dur mewariskan 9 nilai utama: ketauhidan, kemanusiaan, keadilan, kesetaraan, pembebasan, kesederhanaan, persaudaraan, kekesatriaan, dan kearifan lokal.
2. Sambutan Dr. KH. Sholahuddin Wahid, Pengasuh Pesantren Tebuireng Jombang
Islam dan Indonesia layaknya Bapak dan Ibu. Orang yg mengatakan "Saya orang Indonesia yg beragama Islam" ataupun "Saya pemeluk agama Islam yg tinggal di Indonesia" itu sama dengan anak durhaka yg ingin kedua orangtuanya bercerai.
Maka katakanlah, "Saya 100% Islam, 100% Indonesia. Tidak lebih condong ke salah satunya".
3. Testimoni dr. Marsilam Simanjuntak, Sekretaris Kabinet Pemerintahan Gus Dur
Tak ada bidang pengetahuan yg tidak dipelajari Gus Dur. Gus Dur fasih berbicara agama, sosial, ekonomi, politik, bahasa, kesenian, bahkan olahraga.
Karena stok lelucon Gus Dur tak terbatas, maka Gus Dur seringkali tak dapat menahan diri untuk tidak melucu. Namun lelucon Gusdur memiliki level yg berbeda.
Testimoni Ir. Sarwono Kusumaatmadja, Menteri Eksplorasi Kelautan Kabinet Pemerintahan Gus Dur
Gus Dur memiliki 2 keistimewaan:
• Mampu menghubungkan satu gejala dengan gejala lainnya yang sebenarnya tampak tidak berhubungan, dgn cara jenaka.
• Omongan Gus Dur baru bisa dimengerti beberapa bulan bahkan bertahun-tahun kemudian setelah diutarakan, krn kita ternyata menggunakan perangkat pengetahuan yg parsial untuk memahami pemikiran Gus Dur yg integral. Gus Dur punya "rezim pengetahuan" tersendiri yg tdk dimiliki orang lain.
Ramalan Gus Dur bersifat definitif, bukan spekulatif. Dulu, dia pernah berkata pada saya, “Sy kelak akan menjadi presiden”. Sy tertawa. Dan ternyata terjadi.
5. Testimoni Prof. Dr. KH. Nasihin Hasan, sahabat Gus Dur
Tidak lagi sebagai individu, tapi Gus Dur adalah sebuah institusi, school of integrity. Gus Dur adalah lembaga demokrasi itu sendiri.
Jarak kehidupan dan kematian hanya sejengkal. Tapi Gus Dur berhasil mengisi jarak sejengkal tsb dgn 3 hal secara bernas: Keagamaan, keummatan, kebangsaan.”
5 bulan setelah Gus Dur wafat, KH. Maimoen Zubair mendatangi saya dgn heran dan bertanya mengapa makam Gus Dur diziarahi orang2 tanpa henti. Barangkali Gus Dur pernah punya ajian tertentu semasa hidupnya. Dengan rendah hati sy mengibur Mbah Moen dgn menjawab bahwa Gus Dur memiliki 4 ajian:
• kesederhanaan hidup (nrimo ing pandum). Gus Dur pernah menjadi penasehat informal LP3ES. Kesana kemari naik bis. Gus Dur tidak pernah punya dompet. Saat mengetik artikel/buku, Gus Dur menggunakan kertas bekas karena tidak mau menjadi bagian dari para pelaku penggundulan hutan.
• suka sekali silaturrahim sampai ke pelosok2, ke orang yg masih hidup maupun yg sudah meninggal.
• Dermawan. Suka memberi sesuatu berharga pd orang yg dikenal maupun yg tidak dikenal.
• Out of the box (khariqul ‘adah)
Lalu Mbah Moen menjawab dalam bahasa Jawa: “Ora kuat aku niru Gus Dur. Iku lakune sufi!" Kata Mbah Moen, Gus Dur berhasil membantinkan nilai menjadi laku, intelektualitas mewujud spiritualitas, jamali sekaligus tajalli, roso jd rosa (perasaan menjadi kekuatan).
6. Pembicara Inti: KH. Bahauddin Nur Salim (Gus Baha')
Gus Baha' diundang datang ke Tebuireng, karena selain sanad fiqihnya tersambung ke atas sampai KH. Hasyim Asy'ari, via Mbah Moen, juga karena memiliki silsilah leluhur yg sama dgn leluhur KH. Hasyim Asy'ari.
Gus Baha' mengagumi Gus Dur dalam perspektif fiqih, yakni kemampuan Gus Dur mengelola konflik tanpa pertumpahan darah. Gus Baha' menganggap Gus Dur berhasil meniru sifat visioner Nabi Muhammad saw. yg bersikeras menempuh jalan damai meskipun (seakan) dirugikan dalam Perjanjian Hudaibiyah.
Kata Gus Baha', Cucu mewarisi Kakek. Pemikiran out of the box Gus Dur tidak muncul begitu saja, namun memiliki sanad dari kakeknya, Hadrotusysyaikh KH. Hasyim Asy'ari yg perannya dalam kemerdekaan Indonesia dijelaskan secara detil dalam kitab karya Muhammad Asad Shihab berjudul العلامة محمد هاشم أشعري: واضع لبنة استقلال إندونيسيا (Gus Baha mewakafkan kitab ini untuk dikaji di Tebuireng). Maka, membicarakan Gus Dur harus melibatkan KH. Hasyim Asy'ari, karena membicarakan Nabi Muhammad saw. pasti membicarakan Nabi Ibrahim as. Itulah barokahnya moyang.
Resume tersebut ditulis oleh Habiburrahman, dan tersebar dan di bagikan di berbagai group Whatsap baik group NU dan group keislaman lainnya.
Demikianlah, hasil catatan dan resume pelaksanaan dan rangkaian acara Haul Gus Dur yang ke-10, semoga bisa bermanfaat.
Posting Komentar untuk "Resume Haul Gus Dur Ke-10 Di PP. Tebuireng Jombang"
Anda Mendapatkan Manfaat Dari Informasi Galeri Kitab Kuning? Tulis Komentar dengan Sopan, dan Tanpa memberi Link Aktif atau Non Aktif
Jangan Pakai Bahasa Yang Negative
Mohon maaf jika balasan kami telat, dan sesegera mungkin akan kami tanggapi.
Hormat Kami
Admin Galeri Kitab Kuning