Ciri-ciri Sakit Yang Memperbolehkan Tidak Puasa Dalam Fikih
Galeri Kitab Kuning | Saat berpuasa kondisi kita diharapkan dalam keadaan fit, namun bagaimana jika sakit? apakah boleh tidak berpuasa?
Dalam hal ini, Sakit memang menjadi salah satu sebab diperbolehkannya seseorang orang tidak berpuasa, namun dengan kriteria khusus.
Berikut ini, kami bagikan informasi kriteria dan ciri-ciri sakit yang memperbolehkan seseorang tidak berpuasa.
Baca Juga : Hukum Donor Darah Saat Puasa Ramadhan Dalam Pandangan Fikih
Deskripi dan Pertanyaan
Berkenaan dengan redaksi ini : (للمرض الذي يبيح التيمم), muncul sebuah pertanyaan dengan deskripsi sebagai berikut.
Misalnya seseorang mengidap penyakit kulit yang menurut medis tidak boleh terkena air apakah termasuk yang memperbolehkan tidak puasa ?
Lalu bagaimana penjelasan mengenai sakit yang sampai memperbolehkan tayammum pada keterangan mengenai hal-hal yang membolehkan membatalkan puasa?
JAWABAN :
Kriteria sakit yang diperbolehkan tayammum :
1. Sakit yang menghawatirkan (al-marod al-makhûf) yaitu, sakit yang mengakibatkan kematian, hilangnya anggota tubuh atau fungsinya ketika terkena air, atau sakit yang belum sampai taraf makhûf. Namun ketika terkena air, akan menjadi peyakit makhûf. Jenis penyakit ini memperbolehkan tayammum menurut konsensus ulama’.
2. Sakit yang ketika terkena air akan bertambah parah, bertambah lama masa sembuhnya atau khawatir akan membekas pada anggota tubuh yang terlihat saat melaksanakan aktifitas, seperti; wajah dan kedua tangan. Jenis penyakit ini memperbolehkan tayammum menurut pendapat yang kuat ( الرَّاجِحُ ).
Baca Juga : Hukum Mengucapkan Selamat Hari Natal Kepada Non Muslim, Ada Tiga. Apa Saja?
Sementara berekenaan dengan puasa bagi orang yang sakit, ada tiga keadaan :
1. Boleh Tidak berpuasa, Makruh bila berpuasa. Yaitu Sakit yang mana dengan sakit tersebut hawatir timbul bahaya yang membolehkan tayamum maka makruh untuk berpuasa dan boleh ifthor tidak berpuasa.
2. Wajib tidak berpuasa, dan Haram Berpuasa, Jika jelas adanya bahaya yang dimaksud atau menurut persangkaan yang kuat atau udzurnya sampai menjadikannya binasa atau hilangnya manfaat anggota tubuh.
3. Wajib berpuasa, Jika sakitnya ringan yang mana dengan sakit tersebut tidak hawatir timbul bahaya yang membolehkan tayammum maka haram untuk ifthor dan wajib berpuasa selagi tidak khawatir adanya tambahan pada sakit tsb.
Baca Juga : Pengertian Zakat Fitrah, Dalil, Hukum, Ukuran Serta Niat dan Doa-Nya Lengkap
Referensi :
كفاية الأخيار في حل غاية الاختصار الجزء 1 صحـ : 52 مكتبة دار إحياء الكتب العربية
وَأَمَّا الْمَرَضُ فَهُوَ عَلَى ثَلاَثَةِ أَقْسَامٍ اْلأَوَّلُ أَنْ يَخَافَ مَعَهُ بِالْوُضُوْءِ فَوْتَ الرُّوْحِ أَوْ فَوْتَ عُضْوٍ أَوْ فَوْتَ مَنْفَعَةِ الْعُضْوِ وَيُلْحَقُ بِذَلِكَ مَا إِذَا كَانَ بِهِ مَرَضٌ غَيْرُ مَخُوْفٍ إِلاَّ أَنَّهُ يُخَافُ مِنِ اسْتِعْمَالِ الْمَاءِ أَنْ يَصِيْرَ مَرَضاً مَخُوْفاً فَيُبَاحُ لَهُ التَّيَمُّمُ اَلْقِسْمُ الثَّانِي أَنْ يَخَافَ زِيَادَةَ الْعِلَّةِ وَهُوَ كَثْرَةُ اْلأَلَمِ وَإِنْ لَمْ تَزِدِ الْمُدَّةُ أَوْ يَخَافَ بَطْءَ الْبُرْءِ وَهُوَ طُوْلُ مُدَّةِ الْمَرَضِ وَإِنْ لَمْ يَزِدْ اْلأَلَمُ أَوْ يَخَافَ شِدَّةَ الضَّنَى وَهُوَ الْمَرَضُ الْمُدْنِفُ الَّذِي يَجْعَلَهُ ضَنًى أَوْ يَخَافَ حُصُوْلَ شَيْنٍ قَبِيْحٍ كَالسَّوَادِ عَلَى عُضْوٍ ظَاهِرٍ كَالْوَجْهِ وَغَيْرِهِ مِمَّا يَبْدُوْ عِنْدَ الْمِهْنَةِ وَهِيَ الْخِدْمَةُ وَفِي جَمِيْعِ هَذِهِ الصُّوَرِ خِلاَفٌ مُنْتَشِرٌ وَالرَّاجِحُ جَوَازُ التَّيَمُّمِ الْقِسْمُ الثَّالِثُ أَنْ يَخَافَ شَيْئاً يَسِيْراً كَأَثَرِ الْجُدْرِيِّ أَوْ سَوَاداً قَلِيْلاً أَوْ يَخَافَ شَيْئاً قَبٍيْحاً عَلَى غَيْرِ اْلأَعْضَاءِ الظَّاهِرَةِ أَوْ يَكُوْنَ بِهِ مَرَضٌ لاَ يَخَافُ مِنِ اسْتِعْمَالِ الْمَاءِ مَعَهُ مَحْذُوْراً فِي الْعَاقِبَةِ وَإِنْ تَأَلَّمَ فِي الْحَالِ كَجَرَاحَةٍ أَوْ بَرَدٍ أَوْ حَرٍّ فَلاَ يَجُوْزُ التَّيَمُّمُ لِشَيْءٍ مِنْ هَذَا بِلاَ خِلاَفٍ وَاللهُ أَعْلَمُ اهـ
ﻧﻬﺎﻳﺔ ﺍﻟﺰﻳﻦ ﺹ 189
ﻓﻠﻠﻤﺮﻳﺾ ﺛَﻠَﺎﺛَﺔ ﺃَﺣْﻮَﺍﻝ ﺇِﻥ ﺗﻮﻫﻢ ﺿَﺮَﺭﺍ ﻳُﺒِﻴﺢ ﺍﻟﺘَّﻴَﻤُّﻢ ﻛﺮﻩ ﻟَﻪُ ﺍﻟﺼَّﻮْﻡ ﻭَﺟَﺎﺯ ﻟَﻪُ ﺍﻟْﻔﻄﺮ
ﻭَﺇِﻥ ﺗﺤﻘﻖ ﺍﻟﻀَّﺮَﺭ ﺍﻟْﻤَﺬْﻛُﻮﺭ ﺃَﻭ ﻏﻠﺐ ﻋﻠﻰ ﻇَﻨّﻪ ﺃَﻭ ﺍﻧْﺘﻬﻰ ﺑِﻪِ ﺍﻟْﻌﺬﺭ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟْﻬَﻠَﺎﻙ ﺃَﻭ ﺫﻫَﺎﺏ ﻣَﻨْﻔَﻌَﺔ ﻋُﻀْﻮ ﺣﺮﻡ ﺍﻟﺼَّﻮْﻡ ﻭَﻭَﺟَﺐ ﺍﻟْﻔﻄﺮ
ﻭَﺇِﻥ ﻛَﺎﻥَ ﺍﻟْﻤَﺮَﺽ ﺧَﻔِﻴﻔﺎ ﺑِﺤَﻴْﺚُ ﻟَﺎ ﻳﺘَﻮَﻫَّﻢ ﻓِﻴﻪِ ﺿَﺮَﺭﺍ ﻳُﺒِﻴﺢ ﺍﻟﺘَّﻴَﻤُّﻢ ﺣﺮﻡ ﺍﻟْﻔﻄﺮ ﻭَﻭَﺟَﺐ ﺍﻟﺼَّﻮْﻡ ﻣَﺎ ﻟﻢ ﻳﺨﻒ ﺍﻟﺰِّﻳَﺎﺩَﺓ ﻭﻛﺎﻟﻤﺮﻳﺾ ﺍﻟﺤﺼﺎﺩﻭﻥ ﻭﺍﻟﻤﻼﺣﻮﻥ ﻭﺍﻟﻔﻌﻠﺔ ﻭَﻧَﺤْﻮﻫﻢ
التقريرات السديدة
ﺍﻟﺼﺤﺔ ﻓﻼ ﻳﺠﺐ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻤﺮﻳﺾ ﻭﺿﺎﺑﻂ ﺍﻟﻤﺮﺽ ﺍﻟﻤﺒﻴﺢ ﻟﻠﻔﻄﺮ : ﻫﻮ ﺍﻟﺬﻱ ﻳﺨﺎﻑ ﻣﻨﻪ ﺍﻟﻬﻼﻙ ﺃﻭ ﺗﺄﺧﺮ ﺍﻟﺸﻔﺎﺀ ﺃﻭ ﺯﻳﺎﺩﺓ ﺍﻟﻤﺮﻳﺾ ، ﻭﺫﻟﻚ ﻣﺎ ﻳﺴﻤﻰ : { ﻣﺤﺬﻭﺭ ﺍﻟﺘﻴﻤﻢ }
Sehat : maka dari itu orang yang sakit tidak wajib berpuasa. batasan sakit yang memperbolehkan tidak berpuasa (fithr) : yaitu keadaan sakit yang dikhawatirkan menyebabkan binasa, atau lama sembuhnya, atau bertambah parah. dan hal ini disebut dengan : machdzurut tayammum { ﻣﺤﺬﻭﺭ ﺍﻟﺘﻴﻤﻢ }
روضة الطالبين
ثم كون شرط المرض مبيحاً أن يجهده الصوم معه فيلحقه ضرر يشق احتماله.
المجموع شرح المهذب
المريض العاجز عن الصوم لمرض يرجى زواله لا يلزمه الصوم في الحال ويلزمه القضاء لما ذكره المصنف. هذا إذا لحقه مشقة ظاهرة بالصوم ولا يشترط أن ينتهي إلى حالة لا يمكنه فيها الصوم بل قال أصحابنا: شرط إباحة الفطر أن يلحقه بالصوم مشقة يشق احتمالها، قال أصحابنا: وأما المرض اليسير الذي لا يلحق به مشقة ظاهرة لم يجز له الفطر بلا خلاف عندنا خلافاً لأهل الظاهر. انتهى.
Posting Komentar untuk "Ciri-ciri Sakit Yang Memperbolehkan Tidak Puasa Dalam Fikih"
Anda Mendapatkan Manfaat Dari Informasi Galeri Kitab Kuning? Tulis Komentar dengan Sopan, dan Tanpa memberi Link Aktif atau Non Aktif
Jangan Pakai Bahasa Yang Negative
Mohon maaf jika balasan kami telat, dan sesegera mungkin akan kami tanggapi.
Hormat Kami
Admin Galeri Kitab Kuning