Naskah Khutbah Terbaru : Anugerah Besar Bagi Orang Bertakwa
Galeri Kitab Kuning | Naskah Khutbah ini menerangkan tentang karunia besar Allah SWT unutk orang-orang yang bertakwa kepada-Nya. Karena anugerah yang sebenarnya bukan saja berupa kenikmatan tetapi juga pemberian yang lebih penting, yakni Furqan (kemampuan unutk membedakan antara yang hak dan yang bathil). Dengan demikian, semakin tinggi tingkat ketakwaan seorang hamba, maka ia akan semakin bijaksan dan sensitif pada kebaikan dan keburukan.
Baca Juga : Teks Khutbah Jum'at : Keutamaan Menutupi Aib Orang Lain
Baca Juga : Teks Khutbah Jum'at : Jaga Perdamaian di Tengah Perbedaan
Naskah Khutbah ini berjudul Anugerah Besar Bagi Orang Bertakwa, langsung saja kita simak naskah khutbah Anugerah Besar Bagi Orang Bertakwa berikut ini :
Khutbah I
اَلْحَمْدُ
لِلّٰهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِتَرْك
الْمَنَاهِيْ وَفِعْلِ الطَّاعَاتِ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلاَّ اللهُ
وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدنا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِي بِقَوْلِهِ وَفِعْلِهِ إِلَى الرَّشَادِ. اَللّٰهُمَّ
صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ
الْهَادِيْنَ لِلصَّوَابِ وَعَلَى التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ
الْمَآبِ أَمَّا بَعْدُ، فَيَااَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِه
وَلَاتَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْـتُمْ مُسْلِمُوْنَ فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالىَ
فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنْ تَتَّقُوا
اللّٰهَ يَجْعَلْ لَّكُمْ فُرْقَانًا وَّيُكَفِّرْ عَنْكُمْ سَيِّاٰتِكُمْ
وَيَغْفِرْ لَكُمْۗ وَاللّٰهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيْمِ
Jamaah shalat Jumat rahimakumullah, Islam sebagai agama yang
paripurna mengajarkan bagi semua pemeluknya untuk selalu tunduk pada setiap
perintah Allah, seperti shalat lima waktu, zakat, puasa, dan haji bagi yang
sudah memenuhi syarat dan ketentuannya, serta menjauhi segala larangan-Nya,
seperti mencuri, zalim, zina, berdusta dan lain sebagainya.
Mengerjakan semua kewajiban dan meninggalkan semua larangan
merupakan kata lain dari istilah takwa. Takwa menjadi salah satu pokok dalam
ajaran Islam yang harus tertanam dalam jiwa setiap muslim dan muslimah.
Dengannya, ia akan menjadi hamba Allah yang benar-benar iman dan percaya atas
semua ketentuan dan ketetapan-Nya.
Jamaah shalat Jumat rahimakumullah, Allah ‘azza wa jall dalam
Al-Qur’an mengulang kata taqwa (تقوى)
sebanyak 15 kali. Hal itu tentu menjadi sebuah bukti bahwa di antara ajaran
pokok dalam Islam adalah adanya unsur ketakwaan kepada Allah dalam diri semua
umat Islam.
Selain melakukan semua perintah dan larangan, dengan takwa
kepada-Nya, seseorang akan menjadi pribadi yang bijaksana. Hal ini sebagaimana
yang telah dijanjikan oleh Allah dalam Al-Qur’an:
يٰٓاَيُّهَا
الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنْ تَتَّقُوا اللّٰهَ يَجْعَلْ لَّكُمْ فُرْقَانًا
وَّيُكَفِّرْ عَنْكُمْ سَيِّاٰتِكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْۗ وَاللّٰهُ ذُو الْفَضْلِ
الْعَظِيْمِ
Artinya, “Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu bertakwa
kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan furqan (kemampuan membedakan antara
yang hak dan batil) kepadamu dan menghapus segala kesalahanmu dan mengampuni
(dosa-dosa)mu. Allah memiliki karunia yang besar” (QS Al-Anfal [8]: 29).
Hadirin, Pada ayat tersebut, ada salah satu kalimat pokok
yang akan menjadi pembahasan dalam khutbah kali ini, yaitu perihal pemberian
Allah kepada orang-orang beriman berupa “furqan”. Para ulama memiliki banyak
penafsiran dalam mengartikan salah satu penggalan ayat ini.
Imam Abul Fida’ Ismail bin Umar bin Katsir ad-Dimisyqi, atau
yang lebih masyhur dengan sebutan Imam Ibnu Katsir (wafat 774 H), dalam kitab
tafsirnya menjelaskan makna kata tersebut. Beliau mengutip beragam pendapat
ulama. Pendapat pertama, yaitu menurut Ibnu Abbas, ‘Iqrimah, Qatadah, dan
Muqatil bin Hayyan, kata furqan memiliki makna jalan keluar. Dengan kata lain,
orang-orang yang bertakwa akan selalu diberi jalan keluar oleh Allah dari
setiap masalah dan urusannya.
Pendapat kedua, yaitu menurut Mujahid, furqan memiliki arti
keselamatan di dunia dan akhirat. Bisa juga diartikan sebagai pertolongan dari
Allah. Sedangkan pendapat ketiga, yaitu menurut Muhammad bin Ishaq, dan
penafsiran ini dinilai lebih umum oleh Ibnu Katsir dari penafsiran sebelumnya,
yaitu sebuah kemampuan untuk bisa hati-hati dan cermat dalam mengambil sebuah
keputusan,
قَالَ مُحَمَّدُ
بْنِ إِسْحَاق: (فُرْقَانًا) أَيْ فَصْلًا بَيْنَ الْحَقِّ وَالْبَاطِلِ
Artinya, “Muhammad bin Ishaq telah berkata, (maksud)
furqanan itu adalah (kemampuan) untuk membedakan antara yang hak dan yang
batil.” (Ibnu Katsir, Tafsir Al-Qur’anil Azim, [Darut Thayyibah: 1999, tahqiq:
Syekh Sami bin Muhammad], juz IV: 43).
Maksud dari kemampuan untuk membedakan antara yang benar dan
yang batil, adalah bahwa orang yang bertakwa akan menjadi pribadi yang
bijaksana. Ketika ia dihadapkan dengan dua hal, antara benar dan salah, maka ia
akan memilih yang benar, dan meninggalkan yang salah karena pengetahuan dan
anugerah tersebut.
Dengan berpedoman pada pendapat Muhammad bin Ishaq tersebut,
bisa disimpulkan bahwa siapa saja yang bertakwa kepada Allah, dengan melakukan
semua perintah-Nya dan meninggalkan semua larangan-Nya, maka Allah akan
memberikan anugerah berupa kemampuan untuk membedakan antara yang benar dan
yang salah.
Dengan anugerah tersebut, ia akan menjadi seorang hamba yang
mendapatkan pertolongan dari Allah swt. Ia akan mendapatkan keselamatan dunia
dan akhirat, diberikan jalan keluar dalam urusan-urusan dunianya, mendapatkan
keselamatan kelak di hari kiamat, diampuni semua dosa-dosanya.
Jamaah shalat Jumat rahimakumullah, Selain kutipan Imam Ibnu
Katsir tersebut, rasanya kurang lengkap jika belum menelaah penafsiran dan
pemikiran salah satu ulama tafsir abad kelima yang sangat terkenal dan masyhur
dengan luasnya pandangannya dalam ilmu Al-Qur’an, yaitu Imam Fakhruddin
ar-Razi. Menurut ulama kelahiran
Thabaristan, Iran tersebut, kata furqanan dalam Surat Al-Anfal ayat 29 itu
memiliki dua arti: (1) anugerah dari aspek duniawi; dan (2) anugerah dari aspek
ukhrawi. Orang-orang yang bertakwa akan mendapatkan anugerah furqan di dunia
dan akhirat kelak.
Secara aspek dunia, orang yang beriman akan dianugerahi
banyak hal oleh Allah, di antaranya akan mendapatkan hidayah dan pengetahuan,
hatinya akan lapang dan tenang. Allah hilangkan segala sifat-sifat tercela
dalam dirinya, seperti iri, dengki, sombong, dan penyakit hati lainnya. Semua
itu mereka dapatkan tidak lain karena sesungguhnya, ketika hati sudah dekat
kepada Allah dengan takwa, maka semua hal-hal yang telah disebutkan akan Allah
hilangkan, dan diganti menjadi cahaya kasih sayang.
Selain itu, orang yang beriman akan mendapatkan derajat yang
tinggi di sisi manusia dan Allah, mendapatkan pertolongan, dan bagian secara
khusus dari-Nya, sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Al-Qur’an, yaitu:
وَلِلهِ
الْعِزَّةُ وَلِرَسُولِهِ وَلِلْمُؤْمِنِينَ
Artinya, “Dan kekuatan itu hanya miliki Allah, Rasul-Nya,
dan bagi orang-orang mukmin.” (QS Al-Munafiqun [63]: 8).
Sedangkan anugerah yang akan didapatkan oleh orang-orang
yang bertakwa kepada Allah kelak di akhirat, adalah sebagaimana yang
disampaikan oleh Imam ar-Razi, yaitu:
وَأَمَّا فِي
أَحْوَالِ الْآخِرَةِ، فَالثَّوَابُ وَالْمَنَافِعُ الدَّائِمَةُ وَالتَّعْظِيمُ
مِنَ اللهِ وَالْمَلَائِكَةِ وَكُلُّ هَذِهِ الْأَحْوَالِ دَاخِلَةٌ في الفرقان.
Artinya, “Sedangkan dalam aspek akhirat, maka (orang yang
bertakwa akan mendapatkan) pahala, manfaat yang terus menerus, kemuliaan dari
Allah dan malaikat. Semua ini masuk dalam kata furqan.” (Imam ar-Razi, Tafsir
Mafatihul Ghaib, [Beirut, Darul Ihya at-Turats: tanpa tahun], juz XV:
476).
Selain itu, ar-Razi juga menjelaskan bahwa orang-orang yang
bertakwa kepada Allah juga akan mendapatkan ampunan atas dosa-dosa yang
dilakukan di dunia. Dengan ampunan tersebut, ia akan tergolong menjadi ahli
surga, dan mendapatkan kenikmatan-kenikmatan yang ada di dalamnya. Demikian penjelasan singkat perihal anugerah
yang akan didapatkan oleh orang-orang yang beriman kepada Allah. Dengan
mengetahuinya, semoga kita bisa meningkatkan kualitas ketakwaan, dengan
memperbanyak ibadah dan meninggalkan semua larangan, sehingga bisa menjadi
hamba yang mendapatkan anugerah berupa furqan sebagaimana pada ayat di
atas.
Khutbah II
اَلْحَمْدُ
لِلّٰهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ.
وَأَشْهَدُ أَنْ لَاإِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ
أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِيْ إلىَ
رِضْوَانِهِ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى
سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا
كَثِيْرًا أَمَّا بَعْدُ، فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ فِيْمَا أَمَرَ
وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ
فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلَآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ
اللهَ وَمَلَآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِيّ يَآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ
اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَنْبِيَائِكَ وَرُسُلِكَ
وَمَلَآئِكَةِ الْمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِي
بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيّ وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ
وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ
الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ
وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلأَحْيَآءُ مِنْهُمْ
وَاْلأَمْوَاتِ. اَللّٰهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ
الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ الْمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ
مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ الْمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ
أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ
وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلَازِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ الْفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا
ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا إِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ
الْبُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا اٰتِناَ
فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا
لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ
بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي الْقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشآءِ
وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ
الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ
اللهِ أَكْبَرُ
Khutbah I
اَلْحَمْدُ
لِلّٰهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِتَرْك
الْمَنَاهِيْ وَفِعْلِ الطَّاعَاتِ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلاَّ اللهُ
وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدنا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِي بِقَوْلِهِ وَفِعْلِهِ إِلَى الرَّشَادِ. اَللّٰهُمَّ
صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ
الْهَادِيْنَ لِلصَّوَابِ وَعَلَى التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ
الْمَآبِ أَمَّا بَعْدُ، فَيَااَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِه
وَلَاتَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْـتُمْ مُسْلِمُوْنَ فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالىَ
فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنْ تَتَّقُوا
اللّٰهَ يَجْعَلْ لَّكُمْ فُرْقَانًا وَّيُكَفِّرْ عَنْكُمْ سَيِّاٰتِكُمْ
وَيَغْفِرْ لَكُمْۗ وَاللّٰهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيْمِ
Jamaah shalat Jumat rahimakumullah, Islam sebagai agama yang
paripurna mengajarkan bagi semua pemeluknya untuk selalu tunduk pada setiap
perintah Allah, seperti shalat lima waktu, zakat, puasa, dan haji bagi yang
sudah memenuhi syarat dan ketentuannya, serta menjauhi segala larangan-Nya,
seperti mencuri, zalim, zina, berdusta dan lain sebagainya.
Mengerjakan semua kewajiban dan meninggalkan semua larangan
merupakan kata lain dari istilah takwa. Takwa menjadi salah satu pokok dalam
ajaran Islam yang harus tertanam dalam jiwa setiap muslim dan muslimah.
Dengannya, ia akan menjadi hamba Allah yang benar-benar iman dan percaya atas
semua ketentuan dan ketetapan-Nya.
Jamaah shalat Jumat rahimakumullah, Allah ‘azza wa jall dalam
Al-Qur’an mengulang kata taqwa (تقوى)
sebanyak 15 kali. Hal itu tentu menjadi sebuah bukti bahwa di antara ajaran
pokok dalam Islam adalah adanya unsur ketakwaan kepada Allah dalam diri semua
umat Islam.
Selain melakukan semua perintah dan larangan, dengan takwa
kepada-Nya, seseorang akan menjadi pribadi yang bijaksana. Hal ini sebagaimana
yang telah dijanjikan oleh Allah dalam Al-Qur’an:
يٰٓاَيُّهَا
الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنْ تَتَّقُوا اللّٰهَ يَجْعَلْ لَّكُمْ فُرْقَانًا
وَّيُكَفِّرْ عَنْكُمْ سَيِّاٰتِكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْۗ وَاللّٰهُ ذُو الْفَضْلِ
الْعَظِيْمِ
Artinya, “Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu bertakwa
kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan furqan (kemampuan membedakan antara
yang hak dan batil) kepadamu dan menghapus segala kesalahanmu dan mengampuni
(dosa-dosa)mu. Allah memiliki karunia yang besar” (QS Al-Anfal [8]: 29).
Hadirin, Pada ayat tersebut, ada salah satu kalimat pokok
yang akan menjadi pembahasan dalam khutbah kali ini, yaitu perihal pemberian
Allah kepada orang-orang beriman berupa “furqan”. Para ulama memiliki banyak
penafsiran dalam mengartikan salah satu penggalan ayat ini.
Imam Abul Fida’ Ismail bin Umar bin Katsir ad-Dimisyqi, atau
yang lebih masyhur dengan sebutan Imam Ibnu Katsir (wafat 774 H), dalam kitab
tafsirnya menjelaskan makna kata tersebut. Beliau mengutip beragam pendapat
ulama. Pendapat pertama, yaitu menurut Ibnu Abbas, ‘Iqrimah, Qatadah, dan
Muqatil bin Hayyan, kata furqan memiliki makna jalan keluar. Dengan kata lain,
orang-orang yang bertakwa akan selalu diberi jalan keluar oleh Allah dari
setiap masalah dan urusannya.
Pendapat kedua, yaitu menurut Mujahid, furqan memiliki arti
keselamatan di dunia dan akhirat. Bisa juga diartikan sebagai pertolongan dari
Allah. Sedangkan pendapat ketiga, yaitu menurut Muhammad bin Ishaq, dan
penafsiran ini dinilai lebih umum oleh Ibnu Katsir dari penafsiran sebelumnya,
yaitu sebuah kemampuan untuk bisa hati-hati dan cermat dalam mengambil sebuah
keputusan,
قَالَ مُحَمَّدُ
بْنِ إِسْحَاق: (فُرْقَانًا) أَيْ فَصْلًا بَيْنَ الْحَقِّ وَالْبَاطِلِ
Artinya, “Muhammad bin Ishaq telah berkata, (maksud)
furqanan itu adalah (kemampuan) untuk membedakan antara yang hak dan yang
batil.” (Ibnu Katsir, Tafsir Al-Qur’anil Azim, [Darut Thayyibah: 1999, tahqiq:
Syekh Sami bin Muhammad], juz IV: 43).
Maksud dari kemampuan untuk membedakan antara yang benar dan
yang batil, adalah bahwa orang yang bertakwa akan menjadi pribadi yang
bijaksana. Ketika ia dihadapkan dengan dua hal, antara benar dan salah, maka ia
akan memilih yang benar, dan meninggalkan yang salah karena pengetahuan dan
anugerah tersebut.
Dengan berpedoman pada pendapat Muhammad bin Ishaq tersebut,
bisa disimpulkan bahwa siapa saja yang bertakwa kepada Allah, dengan melakukan
semua perintah-Nya dan meninggalkan semua larangan-Nya, maka Allah akan
memberikan anugerah berupa kemampuan untuk membedakan antara yang benar dan
yang salah.
Dengan anugerah tersebut, ia akan menjadi seorang hamba yang
mendapatkan pertolongan dari Allah swt. Ia akan mendapatkan keselamatan dunia
dan akhirat, diberikan jalan keluar dalam urusan-urusan dunianya, mendapatkan
keselamatan kelak di hari kiamat, diampuni semua dosa-dosanya.
Jamaah shalat Jumat rahimakumullah, Selain kutipan Imam Ibnu
Katsir tersebut, rasanya kurang lengkap jika belum menelaah penafsiran dan
pemikiran salah satu ulama tafsir abad kelima yang sangat terkenal dan masyhur
dengan luasnya pandangannya dalam ilmu Al-Qur’an, yaitu Imam Fakhruddin
ar-Razi. Menurut ulama kelahiran
Thabaristan, Iran tersebut, kata furqanan dalam Surat Al-Anfal ayat 29 itu
memiliki dua arti: (1) anugerah dari aspek duniawi; dan (2) anugerah dari aspek
ukhrawi. Orang-orang yang bertakwa akan mendapatkan anugerah furqan di dunia
dan akhirat kelak.
Secara aspek dunia, orang yang beriman akan dianugerahi
banyak hal oleh Allah, di antaranya akan mendapatkan hidayah dan pengetahuan,
hatinya akan lapang dan tenang. Allah hilangkan segala sifat-sifat tercela
dalam dirinya, seperti iri, dengki, sombong, dan penyakit hati lainnya. Semua
itu mereka dapatkan tidak lain karena sesungguhnya, ketika hati sudah dekat
kepada Allah dengan takwa, maka semua hal-hal yang telah disebutkan akan Allah
hilangkan, dan diganti menjadi cahaya kasih sayang.
Selain itu, orang yang beriman akan mendapatkan derajat yang
tinggi di sisi manusia dan Allah, mendapatkan pertolongan, dan bagian secara
khusus dari-Nya, sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Al-Qur’an, yaitu:
وَلِلهِ
الْعِزَّةُ وَلِرَسُولِهِ وَلِلْمُؤْمِنِينَ
Artinya, “Dan kekuatan itu hanya miliki Allah, Rasul-Nya,
dan bagi orang-orang mukmin.” (QS Al-Munafiqun [63]: 8).
Sedangkan anugerah yang akan didapatkan oleh orang-orang
yang bertakwa kepada Allah kelak di akhirat, adalah sebagaimana yang
disampaikan oleh Imam ar-Razi, yaitu:
وَأَمَّا فِي
أَحْوَالِ الْآخِرَةِ، فَالثَّوَابُ وَالْمَنَافِعُ الدَّائِمَةُ وَالتَّعْظِيمُ
مِنَ اللهِ وَالْمَلَائِكَةِ وَكُلُّ هَذِهِ الْأَحْوَالِ دَاخِلَةٌ في الفرقان.
Artinya, “Sedangkan dalam aspek akhirat, maka (orang yang
bertakwa akan mendapatkan) pahala, manfaat yang terus menerus, kemuliaan dari
Allah dan malaikat. Semua ini masuk dalam kata furqan.” (Imam ar-Razi, Tafsir
Mafatihul Ghaib, [Beirut, Darul Ihya at-Turats: tanpa tahun], juz XV:
476).
Selain itu, ar-Razi juga menjelaskan bahwa orang-orang yang
bertakwa kepada Allah juga akan mendapatkan ampunan atas dosa-dosa yang
dilakukan di dunia. Dengan ampunan tersebut, ia akan tergolong menjadi ahli
surga, dan mendapatkan kenikmatan-kenikmatan yang ada di dalamnya. Demikian penjelasan singkat perihal anugerah
yang akan didapatkan oleh orang-orang yang beriman kepada Allah. Dengan
mengetahuinya, semoga kita bisa meningkatkan kualitas ketakwaan, dengan
memperbanyak ibadah dan meninggalkan semua larangan, sehingga bisa menjadi
hamba yang mendapatkan anugerah berupa furqan sebagaimana pada ayat di
atas.
Khutbah II
اَلْحَمْدُ
لِلّٰهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ.
وَأَشْهَدُ أَنْ لَاإِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ
أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِيْ إلىَ
رِضْوَانِهِ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى
سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا
كَثِيْرًا أَمَّا بَعْدُ، فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ فِيْمَا أَمَرَ
وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ
فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلَآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ
اللهَ وَمَلَآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِيّ يَآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ
اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَنْبِيَائِكَ وَرُسُلِكَ
وَمَلَآئِكَةِ الْمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِي
بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيّ وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ
وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ
الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ
وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلأَحْيَآءُ مِنْهُمْ
وَاْلأَمْوَاتِ. اَللّٰهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ
الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ الْمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ
مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ الْمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ
أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ
وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلَازِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ الْفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا
ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا إِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ
الْبُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا اٰتِناَ
فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا
لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ
بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي الْقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشآءِ
وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ
الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ
اللهِ أَكْبَرُ
Posting Komentar untuk "Naskah Khutbah Terbaru : Anugerah Besar Bagi Orang Bertakwa"
Anda Mendapatkan Manfaat Dari Informasi Galeri Kitab Kuning? Tulis Komentar dengan Sopan, dan Tanpa memberi Link Aktif atau Non Aktif
Jangan Pakai Bahasa Yang Negative
Mohon maaf jika balasan kami telat, dan sesegera mungkin akan kami tanggapi.
Hormat Kami
Admin Galeri Kitab Kuning