Teks Khutbah Jum'at : Jaga Perdamaian di Tengah Perbedaan
Galeri Kitab Kuning | Pada Khutbah ini kita akan diajak untuk mnegingat kembali perihal pentingnya untuk menjaga perdamaian ditengah perbedaan yang muncul ditengah-tengah kita. Dengan ini diharapkan, dalam diri kita, tertanam sikap untuk saling menghormati dan menghargai keberagaman tersebut.
Dalam islam, kita dianjurkan untuk menghargai perbedaan, dalam islam pun dianjarkan untuk selalu menjaga perdamaian baik sesama umat islam maupun antar umat beragama.
Baca Juga : Teks Khutbah Jum'at Singkat dan Padat : Musibah, Muhasabah, dan Mahabbah
Baca Juga : Teks Khutbah Jum'at : Keutamaan Menutupi Aib Orang Lain
Baik langsung saja kita simak Teks Khutbah Jum'at : Jaga Perdamaian di Tengah Perbedaan
Khutbah I
الحَمْدُ لِلّٰهِ الْمَلِكِ الدَّيَّانِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ
عَلَى مُحَمَّدٍ سَيِّدِ وَلَدِ عَدْنَانَ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ
وَتَابِعِيْهِ عَلَى مَرِّ الزَّمَانِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ
وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ الْمُنَـزَّهُ عَنِ الْجِسْمِيَّةِ وَالْجِهَةِ
وَالزَّمَانِ وَالْمَكَانِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ كَانَ خُلُقُهُ الْقُرْآنَ أَمَّا بَعْدُ، عِبَادَ
الرَّحْمٰنِ، فَإنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ المَنَّانِ،
الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْآنِ: وَكَذَٰلِكَ جَعَلْنَاكُمْ أُمَّةً وَسَطًا
لِتَكُونُوا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ وَيَكُونَ الرَّسُولُ عَلَيْكُمْ شَهِيدًا ۗ
وَمَا جَعَلْنَا الْقِبْلَةَ الَّتِي كُنْتَ عَلَيْهَا إِلَّا لِنَعْلَمَ مَنْ
يَتَّبِعُ الرَّسُولَ مِمَّنْ يَنْقَلِبُ عَلَىٰ عَقِبَيْهِ ۚ وَإِنْ كَانَتْ
لَكَبِيرَةً إِلَّا عَلَى الَّذِينَ هَدَى اللَّهُ ۗ وَمَا كَانَ اللَّهُ
لِيُضِيعَ إِيمَانَكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ بِالنَّاسِ لَرَءُوفٌ رَحِيمٌ
Jamaah Jumat rahimakumullah,
Sebagai salah satu rukun dalam khutbah Jumat, khatib
mengajak kepada seluruh jamaah untuk senantiasa memperkuat dan meningkatkan
komitmen keimanan dan ketakwaan kepada Allah swt. Allah swt telah menjanjikan
dalam Al-Qur’an surat Al-Hujurat ayat 13 bahwa orang yang paling bertakwa akan
mendapatkan posisi yang paling mulia di sisi Allah swt.
اِنَّ
اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ
Artinya: “Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di
sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa”.
Sebelum menegaskan tentang keistimewaan orang bertakwa,
dalam Al-Qur’an surat Al-Hujurat ayat 13 ini Allah mengingatkan kepada kita
untuk menyadari bahwa perbedaan-perbedaan yang ada di dunia ini merupakan
sunnatullah. Allah menciptakan adanya laki-laki dan perempuan, adanya suku-suku
dan bangsa yang ada di dunia ini bukan untuk saling berpecah belah. Namun
semuanya itu dalam rangka saling kenal-mengenal.
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى
وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا
Artinya: “Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan
kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu
berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal”. Sehingga menjadi
sebuah keniscayaan bagi kita untuk senantiasa bersyukur kepada Allah swt atas
karunia kedamaian dan ketenangan yang telah tercipta di tanah air Indonesia.
Di tengah kebinekaan suku, budaya, dan agama yang dimiliki
masyarakat Indonesia, kita dapat menjalankan berbagai aktivitas kehidupan tanpa
ada gangguan dan konflik, terlebih peperangan akibat perbedaan-perbedaan yang
ada. Perbedaan adalah sunnatullah, keragaman dalam kehidupan adalah rahmatullah
jika kita bisa mengelolanya dengan baik.
Jamaah Jumat rahimakumullah,
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, Indonesia
memiliki 1.340 suku dan sub suku bangsa dengan berbagai macam agama yang
dianut. Tingginya keragaman ini harus kita jaga sebagai sebuah rahmat Allah swt
yang menjadikan bumi Indonesia indah dan damai. Jika tidak bisa mengelolanya
dengan baik, maka tentu bisa menjadi potensi besar munculnya konflik.
Di antara kunci penting dalam mempertahankan dan mewujudkan
kedamaian di tengah perbedaan-perbedaan ini adalah senantiasa menerapkan
prinsip moderat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Termasuk juga moderat
dalam beragama.
وَكَذَٰلِكَ
جَعَلْنَاكُمْ أُمَّةً وَسَطًا لِتَكُونُوا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ وَيَكُونَ
الرَّسُولُ عَلَيْكُمْ شَهِيدًا
Artinya: “Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu
(umat Islam), umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas
(perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan)
kamu.”
Sikap moderat atau memposisikan diri di tengah-tengah, atau
tidak berlebih-lebihan dalam beragama atau ghulluw ini, mampu memunculkan sikap
toleransi yang berbuah ketenangan dalam kehidupan. Menghindari sikap dan
beragama yang berlebih-lebihan melampaui batas ini telah ditegaskan dalam
Al-Qur’an surat Annisa ayat 171:
يٰٓاَهْلَ
الْكِتٰبِ لَا تَغْلُوْا فِيْ دِيْنِكُمْ وَلَا تَقُوْلُوْا عَلَى اللّٰهِ اِلَّا
الْحَقَّ
Artinya: "Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui
batas dalam agamamu, dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang
benar."
Rasulullah pun telah mengingatkan dalam haditsnya:
خَيْرُ
الْأُمُوْرِ أَوْسَطُهَا
Artinya: "Sebaik-baik urusan ialah yang dilakukan
dengan biasa-bisa atau sedang-sedang saja.” Jamaah Jumat rahimakumullah,
Sikap moderat dalam beragama di era banjir informasi saat
ini pun semakin mendapat tantangan yang besar. Melalui internet khususnya media
sosial banyak ditemukan narasi-narasi berbungkus agama yang melakukan provokasi
untuk tidak berprilaku berlebih-lebihan dalam beragama. Bagi mereka yang sudah memahami nilai-nilai ilmu
ajaran agama Islam, maka provokasi tersebut bisa ditangkal dengan mudah. Namun
bagi mereka yang masih minim dalam pemahaman dan pengetahuan agama, provokosi
ini bisa menjerumuskan kepada praktik-praktik tidak moderat.
Semangat dalam beribadah dan beragama harus diiringi dengan
pemahaman ilmu agama yang dalam. Jika tidak, maka memunculkan hal yang tak baik
di antaranya merasa paling benar sendiri dalam pengamalan agama dan menghakimi
bahwa yang tidak sepaham sebagai sebuah kesalahan. Padahal, semakin dalam
pemahaman ilmu agama yang dimiliki, maka seseorang akan semakin memahami esensi
dari beragama dan beribadah.
Oleh karena itu, saatnya bagi kita untuk terus belajar
mendalami ilmu agama dari para ulama yang jelas silsilah guru dan keilmuannya
dan memiliki sikap moderat dalam beragama.
Jamaah Jumat rahimakumullah, Semoga kita diberikan hidayah
dan kekuatan oleh Allah swt dalam menjalankan segala perintah-Nya.
Dan semoga kita diberi petunjuk dan kekuatan dari Allah
untuk menggapai kebenaran dalam beragama serta diberikan kekuatan untuk
menjauhi yang batil walaupun itu dibungkus dengan nama agama.
اللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا
وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا
اجْتِنَابَهُ، بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ الْقُرْأَنِ الْكَرِيْمِ،
وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْأَيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ،
وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ
الْعَلِيْمِ، وَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Khutbah II
اَلْحَمْدُ
لِلّٰهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا
إلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا
مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ،
أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا
أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ
عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ
عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا
تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا
إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا
إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ
وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ
وَالْأَمْوَاتِ، اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ
وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ
وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا
هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ
شَيْءٍ قَدِيْرٌ عِبَادَ اللهِ، إنَّ
اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى
عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ.
فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
Posting Komentar untuk "Teks Khutbah Jum'at : Jaga Perdamaian di Tengah Perbedaan"
Anda Mendapatkan Manfaat Dari Informasi Galeri Kitab Kuning? Tulis Komentar dengan Sopan, dan Tanpa memberi Link Aktif atau Non Aktif
Jangan Pakai Bahasa Yang Negative
Mohon maaf jika balasan kami telat, dan sesegera mungkin akan kami tanggapi.
Hormat Kami
Admin Galeri Kitab Kuning