Khutbah Idul Adha : Hikayat Nabi Ibrahim dalam Haji dan Kurban
Galeri Kitab Kuning | Pada materi khutbah kali ini menggambarkan napak tilas perjuangan dari Nabi Ibrahim yang bersejarah dan monumenta yang penuh akan hikmah. Perjuangan ini diabadikan dalam dua ibadah yang ikonik dalam setiap idul adha, yakni Haji dan berkurban. Dua ibdah ini hanya bisa dilakukan dibulan Dzulhijjah.
Ibadah ini menjadi syariat yang harus diupayakan pelaksanaanya oleh umat islam. Selain untuk menyempurnakan keislaman, ibadah ini juga mampu semakin mendekatkan kita kepada dzat yang maha kuasa.
Baca Juga : Tata Cara Pelaksanaan Sholat Idul Adha Lengkap Dengan Niatnya
Baca Juga : Apa siih Berkurban Itu Simak Penjelasannya Dan Syarat Syaratnya Yaa
Baik langsung saja kita simak Khutbah Idul Adha : Hikayat Nabi Ibrahim dalam Haji dan Kurban
Khutbah I
اَللهُ أَكْبَرُ
اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ
أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرْ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ
كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً، لَاإِلٰهَ إِلَّا اللهُ
وَحْدَهُ، صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ
الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ، لاَإِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ
وَلِلّٰهِ اْلحَمْدُ الحَمْدُ لِلّٰهِ
الْمَلِكِ الدَّيَّانِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ سَيِّدِ وَلَدِ
عَدْنَانَ، وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَتَابِعِيْهِ عَلَى مَرِّ الزَّمَانِ،
وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ
الْمُنَـزَّهُ عَنِ الْجِسْمِيَّةِ وَالْجِهَةِ وَالزَّمَانِ وَالْمَكَانِ، وَأَشْهَدُ
أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ كَانَ خُلُقَهُ
الْقُرْآنُ، أَمَّا بَعْدُ، عِبَادَ الرَّحْمٰنِ، فَإنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي
بِتَقْوَى اللهِ المَنَّانِ، الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْآنِ بِسْمِ اللهِ
الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمْ إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ. فَصَلِّ لِرَبِّكَ
وَانْحَرْ. إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ. صَدَقَ اللهُ العَظِيمُ
Jamaah shalat Idul Adha rahimakumullah, Idul Adha yang
dirayakan oleh umat Islam di seluruh dunia pada setiap bulan Dzulhijjah merupakan
hari raya yang sangat identik dengan dua ibadah, yakni haji dan kurban. Dalam
tuntunan agama Islam, ke dua ibadah ini memang hanya bisa dilakukan pada bulan
Dzulhijjah. Hari raya Idul Adha, haji, dan kurban juga tak bisa dipisahkan dari
kisah dan perjalanan hidup Nabi Ibrahim beserta keluarga karena banyak
peristiwa yang mewarnai kehidupannya diabadikan dalam ritual ibadah haji dan
kurban.
Pada kesempatan khutbah kali ini, mari kita menapak tilas
dan menelusuri kembali kisah perjalanan dan perjuangan hidup yang dialami oleh
kakek moyang Nabi Muhammad saw ini yang berkaitan erat dengan ibadah haji dan
kurban. Dengan mengenang kembali perjuangan Nabi Ibrahim, diharapkan kita mampu
mengambil ibrah, hikmah, dan nilai-nilai spiritual sebagai modal dalam menjalani
kehidupan ini. Dengan memahami sejarah ini, mudah-mudahan kita juga bisa
termotivasi untuk bisa melaksanakan ibadah haji dan kurban yang semua umat
Islam pasti mengidam-idamkannya.
Kaum mulsimin dan muslimat, jamaah shalat Idul Adha
rahimakumullah, Kita awali kisah perjalanan dan perjuangan keluarga Nabi
Ibrahim dan istrinya yang bernama Siti Hajar dari saat Allah menganugerahi
mereka seorang putra yang sudah diidam-idamkan sejak lama. Kelahiran putra yang
diberi nama Ismail ini diiringi dengan perintah dan cobaan dari Allah swt untuk
menempatkan Siti Hajar dan Ismail di daerah lembah yang tandus dan gersang.
Kisah ini diabadikan dalam Al-Qur’an surat Ibrahim ayat 37:
رَبَّنَآ
اِنِّيْٓ اَسْكَنْتُ مِنْ ذُرِّيَّتِيْ بِوَادٍ غَيْرِ ذِيْ زَرْعٍ عِنْدَ
بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِۙ رَبَّنَا لِيُقِيْمُوا الصَّلٰوةَ فَاجْعَلْ اَفْـِٕدَةً
مِّنَ النَّاسِ تَهْوِيْٓ اِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُمْ مِّنَ الثَّمَرٰتِ لَعَلَّهُمْ
يَشْكُرُوْنَ
Artinya:”Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan
sebagian keturunanku di lembah yang tidak ada tanamannya (dan berada) di sisi
rumah-Mu (Baitullah) yang dihormati. Ya Tuhan kami, (demikian itu kami lakukan)
agar mereka melaksanakan shalat. Maka, jadikanlah hati sebagian manusia
cenderung kepada mereka dan anugerahilah mereka rezeki dari buah-buahan.
Mudah-mudahan mereka bersyukur.”
Saat tinggal di lembah itu, suatu hari Siti Hajar kehabisan
air minum hingga tidak bisa menyusui Ismail. Ia pun mencari air ke sana-kemari
sambil berlari-lari kecil antara bukit Shafa dan Marwah sebanyak 7 kali.
Peristiwa inilah yang kemudian diabadikan menjadi salah satu rukun haji, yakni
Sa’i atau berlari-lari kecil antara kedua bukit tersebut. Di tengah kesusahan
itu, Allah menurunkan pertolongan melalui mata air yang muncul dari tanah, tepat
di bawah kaki Ismail, yang saat itu sedang menangis kehausan. Di tempat inilah
keluar air penuh berkah yang sampai saat ini bisa terus dinikmati oleh umat
Islam seluruh dunia bernama air zamzam.
Cobaan keluarga Nabi Ibrahim tidak berhenti sampai di situ.
Nabi berjuluk “Khalilullah” (kekasih Allah) ini mendapatkan perintah dari Allah
swt melalui mimpi untuk menyembelih putra kesayangannya, Ismail. Perintah ini
juga menjadi sebuah ujian keimanan dan ketakwaan Nabi Ibrahim kepada Allah.
Karena sebelumnya, ia pernah mengeluarkan janji bahwa Allah menghendaki Ismail
untuk dikurbankan, maka ia akan melakukannya. Perintah itu pun akhirnya
benar-benar datang kepada-Nya
Awalnya, ketika bermimpi diperintahkan untuk menyembelih
Ismail, Ibrahim merasa ragu. Ia pun melakukan perenungan dan berfikir-fikir
apakah ini benar-benar perintah Allah. Peristiwa ini kemudian diabadaikan
dengan nama Tarwiyah yakni hari perenungan di mana kita disunnahkan berpuasa
pada tanggal 8 Dzulhijjah. Setelah
perenungan ini, kemudian hilanglah keragu-raguan itu. Karena Nabi Ibrahim
kembali bermimpi hal yang sama untuk menyembelih Ismail dan tahu jika itu
adalah benar-benar perintah Allah swt. Peristiwa ini yang kemudian diabadikan
dengan nama hari Arafah yang berarti ‘mengetahui’ di mana kita juga disunahkan
berpuasa pada tanggal 9 Dzulhijjah.
Jamaah Shalat Idul Adha rahimakumullah, Setelah Nabi Ibrahim
tahu dan yakin perintah itu datang dari Allah, maka ia pun menyampaikan dan
berdiskusi dengan Ismail. Dialog bersejarah antara Ayah dan anak ini pun
diabadikan dalam Al-Qur’an surat As-Shaffat ayat 102:
فَلَمَّا بَلَغَ
مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يٰبُنَيَّ اِنِّيْٓ اَرٰى فِى الْمَنَامِ اَنِّيْٓ
اَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرٰىۗ قَالَ يٰٓاَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُۖ
سَتَجِدُنِيْٓ اِنْ شَاۤءَ اللّٰهُ مِنَ الصّٰبِرِيْنَ
Artinya, “Ketika anak itu sampai pada (umur) ia sanggup
bekerja bersamanya, ia (Ibrahim) berkata, “Wahai anakku, sesungguhnya aku
bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Pikirkanlah apa pendapatmu?” Dia (Ismail)
menjawab, “Wahai ayahku, lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu!
Insyaallah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang sabar.”
Akhirnya, hari itu pun datang ketika Ibrahim dengan keimanan
dan ketakwaannya serta Ismail dengan keyakinannya akan melaksanakan prosesi
penyembelihan. Pada waktu itu, setan juga terus membisikkan kepada Ibrahim,
Ismail, dan juga Siti Hajar untuk tidak usah menjalankan perintah Allah ini.
Namun, keyakinan mereka tidak goyah sedikit pun. Untuk mengusir setan yang
mengganggu, Nabi Ibrahim pun melemparinya dengan batu yang kemudian peristiwa
ini diabadikan dalam ritual ibadah haji, yakni melempar jumrah. Ketika detik-detik Ibrahim akan menyembelih
Ismail, tiba-tiba Allah swt berfirman dan memerintahkan Ibrahim berhenti tidak
menyembelih Ismail. Firman ini termaktub dalam Al-Qur’an surat As-Saffat ayat
107-110:
وَفَدَيْنٰهُ
بِذِبْحٍ عَظِيْمٍ. وَتَرَكْنَا عَلَيْهِ فِى الْاٰخِرِيْنَ ۖ سَلٰمٌ عَلٰٓى
اِبْرٰهِيْمَ. كَذٰلِكَ نَجْزِى الْمُحْسِنِيْنَ
Artinya: “Kami menebusnya dengan seekor (hewan) sembelihan
yang besar. Kami mengabadikan untuknya (pujian) pada orang-orang yang datang
kemudian, ‘Salam sejahtera atas Ibrahim. Demikianlah Kami memberi balasan
kepada orang-orang yang berbuat kebaikan’.”
Atas peristiwa ini Malaikat Jibril yang membawakan hewan
untuk disembelih sebagai pengganti Ismail pun berseru “Allahu Akbar, Allahu
Akbar, Allahu Akbar.” Takbir ini disambut Ibrahim dengan “Lailaha illahu Allahu
Akbar” yang kemudian disambung oleh Ismail “Allahu Akbar Walillahil Hamdu.’
Dari peristiwa epik inilah, umat Islam kemudian disyariatkan untuk menyembelih
hewan kurban di hari raya Idul Adha pada 10 Dzulhijjah. Peristiwa ini juga
menegaskan bahwa seseorang dilarang keras mengalirkan darah manusia.
Jamaah shalat Idul Adha rahimakumullah,
Dari peristiwa bersejarah keluarga Nabi Ibrahim ini, kita
bisa banyak mengambil hikmah dan keteladanan. Dimulai dari keteladanan
perjuangan hidup sampai dengan keteguhan iman dan takwa dalam menjalankan
segala perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Kisah-kisah Nabi
Ibrahim, yang termaktub dalam Al-Qur’an dan terwujud dalam bentuk ibadah
seperti Sa’i, melempar jumrah, puasa tarwiyah dan Arafah, serta menyembelih
hewan kurban ini harus semakin meningkatkan keyakinan dan keteguhan kita dalam
beribadah. Karena memang tujuan dari diciptakannya kita ke dunia ini adalah
untuk beribadah. Allah berfirman:
وَمَا خَلَقْتُ
الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ
Artinya: “Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali
untuk beribadah kepada-Ku.” (QS Ad Dzariyat: 56).
Jamaah shalat Idul Adha rahimakumullah,
Dalam menjalankan ibadah haji dan kurban, kita membutuhkan
keteguhan dan keyakinan yang kuat karena harus rela mengeluarkan harta yang
kita miliki. Jika tidak memiliki niat yang kokoh, maka haji dan kurban pun akan
sulit untuk dilakukan. Untuk berhaji, kita harus berkorban menyiapkan puluhan
juta rupiah guna membayar biaya perjalanan ke Tanah Suci. Ditambah juga
kesabaran tinggi karena harus rela antre bertahun-tahun karena banyaknya umat
Islam yang ingin menjalankan rukun Islam kelima ini. Untuk berkurban, kita juga
harus menyediakan anggaran jutaan rupiah untuk membeli hewan kurban dan
kemudian dibagi-bagikan kepada orang lain.
Namun, ma’asyiral Muslimin wal Muslimat jamaah shalat Idul
Adha rahimakumullah, Kita tidak perlu khawatir. Harta dunia yang kita keluarkan
untuk berangkat ke Tanah Suci ini akan dibalas oleh Allah swt dengan kenikmatan
kehidupan akhirat di surga yang abadi. Dalam hadits riwayat Bukhari, Rasulullah
SAW bersabda:
الْحَجُّ الْمَبْرُورُ
لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلَّا الْجَنَّةُ
Artinya: “Tidak ada balasan (yang pantas diberikan) bagi
haji mabrur kecuali surga,” (HR al-Bukhari).
Begitu juga dengan ibadah kurban, Rasulullah telah
menegaskan dalam dari Siti Aisyah yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan Ibnu
Majah:
مَا عَمِلَ
آدَمِيٌّ مِنْ عَمَلٍ يَوْمَ النَّحْرِ أَحَبَّ إِلَى اللهِ مِنْ إِهْرَاقِ
الدَّمِ إِنَّهَا لَتَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِقُرُونِهَا وَأَشْعَارِهَا
وَأَظْلَافِهَا وَأَنَّ الدَّمَ لَيَقَعُ مِنْ اللهِ بِمَكَانٍ قَبْلَ أَنْ يَقَعَ
مِنْ الْأَرْضِ فَطِيبُوا بِهَا نَفْسًا
Artinya: “Tidak ada suatu amalan yang dikerjakan anak Adam
(manusia) pada hari raya Idul Adha yang lebih dicintai oleh Allah dari
menyembelih hewan. Karena hewan itu akan datang pada hari kiamat dengan
tanduk-tanduknya, bulu-bulunya, dan kuku-kuku kakinya. Darah hewan itu akan
sampai di sisi Allah sebelum menetes ke tanah. Karenanya, lapangkanlah jiwamu
untuk melakukannya.”
Jamaah shalat Idul Adha rahimakumullah,
Demikian khutbah Idul Adha yang mengangkat tentang kisah
inspiratif penuh perjuangan dari keluarga Nabi Ibrahim yang diabadikan dalam
ritual ibadah haji dan kurban. Semoga bisa menambah pengetahuan kita sekaligus
meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah. Dan semoga Allah swt senantiasa
menurunkan hidayah dan rezekinya kepada kita sehingga kita bisa menjalankan
tugas kita untuk beribadah khususnya mampu untuk melakukan ibadah haji dan
berkurban. Amin.
بَارَكَ الله
لِي وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ
مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ
وَإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ
اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم
Khutbah II
اَللهُ أَكْبَرُ
اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ
أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ
بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ
. أَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وأشهدُ أنَّ
مُحَمَّدًا عبْدُه ورَسُولُه. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى
نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ
إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. أَمَّا بَعْدُ، عِبَادَ الرَّحْمٰنِ، فَإنِّي
أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْآنِ يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ
إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ. وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ
بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَّى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى
إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِيِّ يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ
آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ
وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءِ مِنْهُمْ
وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ
الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ
مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ
أَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ
عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ
وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا
خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ
اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ
حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ
تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ !
إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ
وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ
تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ
نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ
Posting Komentar untuk "Khutbah Idul Adha : Hikayat Nabi Ibrahim dalam Haji dan Kurban"
Anda Mendapatkan Manfaat Dari Informasi Galeri Kitab Kuning? Tulis Komentar dengan Sopan, dan Tanpa memberi Link Aktif atau Non Aktif
Jangan Pakai Bahasa Yang Negative
Mohon maaf jika balasan kami telat, dan sesegera mungkin akan kami tanggapi.
Hormat Kami
Admin Galeri Kitab Kuning